Plastik Sekali Pakai Ancam Mata Air Nguri Tulungagung, Ecoton Dorong Keterlibatan Komunitas

Berita176 Dilihat
banner 468x60

Tulungagung – Mata Air Nguri, salah satu sumber kehidupan utama masyarakat Tulungagung, kini terancam oleh tumpukan sampah plastik sekali pakai. Kondisi ini mendorong pegiat lingkungan, komunitas, dan mahasiswa turun langsung melakukan aksi bersih-bersih sekaligus brand audit pada Minggu (14/9).

Aksi ini diprakarsai ECOTON bersama ALWI (Aliansi Gunung Wilis), Pokdarwis Sukoharjo, Aliansi Mahasiswa Pelindung Tulungagung, Bawana Mapala UNISBA Blitar, Kismapala, PMII UIN Satu, dan Mapala Himalaya UIN Satu Tulungagung. Mereka bergotong royong membersihkan kawasan sumber air dan mencatat jenis serta merek sampah plastik yang paling banyak ditemukan.

Hasil Brand Audit: Perusahaan Besar Jadi Penyumbang

Dari hasil pengumpulan, beberapa merek teridentifikasi sebagai penyumbang sampah terbesar:

  • Wings: 459 kemasan
  • Unilever: 170 kemasan
  • PNG: 31 kemasan
  • Garuda Food: 11 kemasan
  • Siantar Top: 11 kemasan
  • Mayora: 9 kemasan
  • Le Minerale: 5 kemasan
  • Tidak bermerek (unbrand): 145 kemasan

Bahaya Mikroplastik

Sampah plastik sekali pakai tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi mencemari air minum. Mikroplastik dari kemasan yang terurai bisa masuk ke tubuh manusia. Penelitian terkini menunjukkan mikroplastik ditemukan dalam organ manusia dan berpotensi memicu penyakit serius.

Suara Aksi

Peserta aksi menegaskan pentingnya perubahan pola konsumsi dan tanggung jawab produsen:

  • Muhammad Afif (Bawana Mapala UNISBA Blitar): “Apa yang kita buang, itu yang kita makan. Edukasi masyarakat soal bahaya plastik harus diperkuat.”
  • Pak Dodik (Pokdarwis Sukoharjo): “Perusahaan harus ikut bertanggung jawab menjaga kualitas mata air, bukan hanya menjual kemasan.”
  • Jofan Ahmad (ECOTON): “Gerakan rutin seperti ini penting untuk memetakan sumber sampah dan menyusun solusi tepat sasaran.”
  • Nabila (Ketua Mapala Himalaya UIN Satu Tulungagung): “Jika perusahaan top polluter diam, berarti mereka menikmati perusakan rumah kita: alam.”

Seruan Berkelanjutan

Aliansi Pelindung Tulungagung menegaskan komitmennya menjaga kualitas lingkungan. Mereka menuntut perusahaan penghasil sampah plastik tidak lagi lepas tangan, melainkan mengambil tanggung jawab penuh.

“Air adalah sumber kehidupan. Kami tidak akan diam jika Tulungagung diracun diam-diam,” tegas pernyataan aliansi. (Tio)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *