Gubernur Khofifah Tinjau Posko Post Mortem, Pastikan Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Dilakukan Profesional

Berita, Nasional86 Dilihat
banner 468x60

Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan tinjauan ke Posko Post Mortem di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk memastikan proses identifikasi jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berjalan optimal.

Dalam kunjungannya, Khofifah menyampaikan apresiasi atas kesigapan tim ante mortem yang telah standby di pesantren sejak hari pertama kejadian. “Kita terima kasih loh itu dadi ante mortem itu, dari hari pertama itu sudah standby di pesantren,” ujarnya.

Gubernur juga menjelaskan bahwa sampel DNA dari keluarga wali santri telah diambil untuk mempercepat proses identifikasi. “Yang kemarin itu sampel DNA juga sudah semua diambil dari keluarga wali santri. Artinya semua insya Allah well prepared,” imbuhnya.

Khofifah menuturkan, tantangan utama saat ini adalah proses rekonsiliasi antara data post mortem (PM) dan ante mortem (AM). Ia berharap keluarga korban dapat memahami bahwa seluruh proses dilakukan secara profesional. “Mudah-mudahan keluarga juga bisa memahami, kerja-kerja profesional sudah dilakukan,” katanya.

Gubernur juga menyampaikan bahwa rekonsiliasi data akan dilakukan pada malam hari ini, dengan harapan keluarga dapat menerima hasil identifikasi dengan yakin. “Bagaimana semua bisa meyakinkan bahwa nanti ketika direkonsiliasi, pada maghrib ini akan dilakukan rekonsiliasi, dan ketika sudah ketemu teridentifikasi dari yang lima ini, mereka bisa memastikan, meyakini bahwa ini adalah putra atau putri atau ponaan mereka,” jelasnya.

Selain proses identifikasi, Khofifah juga menyoroti pentingnya pendampingan psikososial bagi keluarga korban. Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Dinas Sosial terus melakukan pendampingan di lokasi kejadian. “Iya paham, tapi tim LDP sudah standby di sana terus, jadi LDP itu Layanan Dukungan Psikososial dari Dinas Sosial, itu terus juga melakukan pendampingan,” ujarnya.

Gubernur memahami keinginan warga untuk membantu proses evakuasi, namun ia menekankan bahwa seluruh tindakan harus dilakukan secara hati-hati dan oleh tenaga profesional. “Saya mendengar bahwa mereka ini tadi ingin ikut membantu evakuasi, tapi bahwa kemarin pun dari lalu ya Pak Say, kita menjelaskan bahwa semua ini dilakukan penuh kehati-hatian dan oleh orang-orang yang sangat profesional,” tuturnya.

Khofifah menjelaskan berbagai upaya percepatan evakuasi telah dilakukan, termasuk penambahan alat berat seperti crane dan breaker. “Jadi katakan kemarin setengah sebelas ya crane itu mulai beroperasi, dan kemudian dohur kita break, setelah itu crane beroperasi lagi, karena kemudian dimungkinkan untuk menambah crane, maka Pemprov menambah crane. Tengah malam kemudian ini untuk percepatan dibutuhkan breaker, Pemprov juga menambahkan breaker,” jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kehati-hatian tetap menjadi prioritas utama mengingat masih ada santri di bawah reruntuhan yang harus diperlakukan dengan baik.

“Jadi berbagai upaya percepatan sepertinya sudah dilakukan, tapi semuanya tetap harus dengan sangat berhati-hati, karena kita harus melakukan kewaspadaan di bawah itu masih ada santri-santri yang tetap harus mendapatkan perlakuan yang baik,” pungkasnya. (Kris/tom)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *