Proyek Pemasangan Box Culvert di Jalan Mulyosari Surabaya Tuai Sorotan

Dinilai Asal-asalan dan Tidak Transparan

Berita45 Dilihat
banner 468x60

Surabaya  – Proyek pemasangan box culvert di Jalan Mulyosari, Surabaya, yang menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menuai kritik tajam dari warga sekitar. Proyek tersebut dinilai tidak profesional dan dikerjakan secara asal-asalan, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai kualitas serta transparansi pelaksanaannya.

Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah tidak adanya papan nama proyek di lokasi pekerjaan.  Hal itu mencerminkan minimnya keterbukaan informasi publik mengenai sumber anggaran, nilai proyek, serta pelaksana pekerjaan.

“Proyek sudah dikerjakan, tapi papan informasinya tidak ada. Masyarakat jadi tidak tahu siapa yang mengerjakan dan dari instansi mana,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Kualitas Pekerjaan Dipertanyakan

Pantauan tim media di lapangan menunjukkan indikasi pekerjaan yang tidak memperhatikan standar teknis. Pemasangan U-Ditch dilakukan saat kondisi saluran masih tergenang air, sehingga banyak bagian yang miring dan tinggi tidak merata. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memengaruhi kekuatan serta ketahanan konstruksi dalam jangka panjang.

Pada 19 Oktober 2025, di lokasi proyek tampak tanah bekas galian tidak dibuang ke luar area, melainkan digunakan kembali untuk menimbun sisi kanan-kiri saluran. Sementara bagian atas U-Ditch belum diberi lapisan sertu (batu urugan).
Metode tersebut dinilai tidak sesuai prosedur konstruksi, karena dapat mengurangi kestabilan struktur dan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Pemasangan Tidak Presisi

Selain itu, sejumlah U-Ditch tampak miring ke satu sisi dan bahkan ditempeli bata di bagian atas agar terlihat sejajar ketika ditutup. Pekerjaan juga tidak menunjukkan adanya tarikan benang sebagai panduan presisi, dan pada beberapa titik sambungan antar-U-Ditch tampak renggang.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan penumpukan lumpur dan pasir di dalam saluran, yang akan menghambat aliran air.

“Kalau sambungan renggang dan miring seperti itu, air pasti tidak lancar. Nanti baru terasa dampaknya saat musim hujan,” kata warga lainnya.

Saat awak media mencari pengawas atau kontrak tidak terlihat dilapangan, ” Saya cuma pekerja pak. Pengawasnya ngak tahu kemana, ” Ucap salah pekerja. Minggu, (19/10).

Yang lebih memprihatinkan, menurut pengamatan di lapangan, konsultan perencana dan pengawas proyek terlihat membiarkan kondisi tersebut tanpa ada tindakan koreksi. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai fungsi pengawasan dan tanggung jawab pihak terkait terhadap kualitas proyek yang dibiayai uang rakyat ini.

Masyarakat berharap Dinas terkait segera turun tangan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek tersebut agar pekerjaan sesuai standar, transparan, dan tidak merugikan kepentingan publik. Jer

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *