Blunder Ucapan Keponakan Prabawo Berujung Mundur dari DPR

Gerindra Nonaktifkan Rahayu Saraswati

Berita, Nasional, Politik10 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA: Keponakan Presiden Prabowo Subianto, yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dinonaktifkan oleh Fraksi Partai Gerindra sebagai anggota DPR RI, setelah sebelumnya menyatakan mengundurkan diri.

Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Bambang Haryadi menegaskan pihaknya menghormati keputusan tersebut. Menurut dia, partainya bakal memproses pengunduran diri Saraswati sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

“Sementara menunggu proses, maka saudari Sara (sapaan akrab Rahayu Saraswati) akan dinonaktifkan dari DPR,” kata Bambang dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan proses administratif terkait keputusan Sara tersebut akan dilakukan melalui mekanisme yang diatur dalam undang undang yang berlaku dan Fraksi Gerindra juga akan berkoordinasi dengan DPP Partai Gerindra.

“Kami akan memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai aturan. Fraksi Gerindra tetap konsisten menjaga komitmen kelembagaan dan ketentuan perundang undangan,” katanya.

Sebelumnya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI menyatakan mundur sebagai anggota DPR RI karena memahami ada ungkapannya beberapa waktu lalu yang dinilai menyakiti banyak pihak.

Ucapan Blunder

Langkah ini diambil setelah potongan pernyataannya dalam sebuah siniar memicu kritik publik. Pernyataan itu disampaikan dalam siniar On The Record di kanal YouTube Antara TV, yang tayang pada 28 Februari 2025. Dalam episode berdurasi 42 menit tersebut, Saras berbicara tentang isu perempuan hingga ekonomi kreatif. Namun, kutipan pernyataannya dinilai menyinggung masyarakat.

“Pernyataan saya diambil dari menit ke-25 37 detik sampai menit ke-27 40 detik. Cukup panjang sebenarnya. Dua menit lebih yang dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulutkan api amarah masyarakat,” ujar Saraswati.

Kontroversi itu berawal dari pandangannya bahwa tuntutan masyarakat kepada pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja mencerminkan ‘mental kolonial’. Ia menilai generasi muda seharusnya tidak bergantung pada pemerintah, melainkan berani menciptakan usaha sendiri.

“Kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita kerjaan. No, kita udah move on dari situ,” ujar Saras dalam siniar tersebut.

Pernyataan itu menuai kecaman luas. Saras pun mengakui ucapannya keliru dan menyampaikan permohonan maaf. Saraswati mengaku tidak ada maksud untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan.

“Saya paham betul bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga termasuk suami yang mendukung saya berusaha. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” ucap Sarah

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *